Kuliner Indonesia tak hanya lezat di lidah, tapi juga sarat cerita. Di balik setiap nama makanan khas daerah, sering tersembunyi kisah unik, lucu, atau bahkan penuh makna sejarah. Beberapa nama makanan mungkin terdengar aneh, tapi ketika ditelusuri asal-usulnya, akan membawa kita pada potongan kisah masa lalu yang menarik untuk diketahui. Berikut adalah beberapa cerita menarik tentang asal mula penamaan makanan khas daerah di Indonesia.
1. Nasi Kucing: Bukan untuk Kucing, Tapi Cerita dari Yogyakarta
Meski namanya “nasi kucing”, bukan berarti makanan ini dibuat khusus untuk kucing. Justru, nasi kucing adalah makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Disebut nasi kucing karena porsinya yang sangat kecil, mirip dengan porsi makan seekor kucing. Namun, di balik nama ini tersimpan filosofi keikhlasan dan kebersamaan.
Konsep angkringan — tempat di mana nasi kucing biasa dijual — muncul sebagai wujud solidaritas masyarakat kelas menengah ke bawah. Mereka bisa makan bersama dalam suasana sederhana, tanpa sekat antara yang kaya dan miskin. Penamaan “nasi kucing” adalah bentuk humor lokal yang kemudian menjadi ikon kuliner merakyat. Bahkan, kini nasi kucing telah menembus kota-kota besar dan menjadi simbol kehangatan khas Jawa.
2. Papeda: Nama yang Lahir dari Tekstur
Papeda adalah makanan khas dari Papua dan Maluku yang terbuat dari sagu. Teksturnya lengket, kenyal, dan menyerupai lem — bahkan beberapa orang luar menganggapnya mirip lem kayu. Tapi jangan salah, papeda punya rasa netral yang nikmat ketika disantap dengan kuah kuning ikan tongkol atau mubara.
Nama “papeda” diyakini berasal dari bahasa lokal yang berarti “lumpur” atau “berair”. Uniknya, dalam tradisi lokal, papeda bukan sekadar makanan, tetapi simbol kebersamaan. Proses membuat papeda biasanya melibatkan banyak orang, dan cara makannya pun bersama-sama dengan menarik-narik adonan menggunakan sumpit panjang. Nama papeda mencerminkan kealamian makanan ini yang berasal langsung dari hasil bumi dan laut setempat.
Antara Legenda dan Kesalahan: Nama yang Tak Disangka Asalnya
1. Serabi: Antara Cinta dan Kesalahan Dapur
Serabi, makanan khas dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, seringkali diasosiasikan dengan kehangatan dan cinta. Dalam salah satu versi cerita rakyat, serabi disebut-sebut berasal dari kata “séra abdi” yang berarti “persembahan hamba”. Konon, serabi adalah makanan yang pertama kali dibuat untuk persembahan kepada dewi Sri, dewi kesuburan dalam kepercayaan Jawa kuno.
Namun, ada juga kisah lucu yang beredar dari mulut ke mulut: seorang ibu rumah tangga secara tak sengaja menumpahkan santan ke adonan kue tradisional. Alih-alih gagal, makanan itu justru menghasilkan rasa gurih manis yang unik. Seorang tetangga pun berteriak, “Seru, Bu!” — dan sejak saat itu, makanan itu dikenal sebagai serabi. Meski terdengar seperti kisah yang dilebih-lebihkan, cerita ini menggambarkan bagaimana makanan bisa lahir dari momen tak terduga.
2. Soto Betawi: Warna Lokal dalam Mangkok Berkuah
Soto Betawi adalah salah satu kuliner ikonik Jakarta. Namun, tahukah Anda bahwa penamaan “soto Betawi” baru muncul pada abad ke-20? Sebelum itu, masyarakat Jakarta menyebutnya sekadar sebagai “soto daging”. Ketika kuliner ini mulai diperkenalkan lebih luas, para penjual menambahkan embel-embel “Betawi” untuk menegaskan identitas lokalnya.
Cerita lain menyebut bahwa karena begitu banyak jenis soto di Indonesia — soto Lamongan, soto Padang, soto Kudus — maka nama Betawi digunakan agar tidak kalah pamor. Hal ini menunjukkan bahwa nama makanan bisa menjadi alat branding, sekaligus pengingat asal usul budaya.
Nama yang Mengandung Rasa dan Cerita
Setiap makanan khas daerah bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita yang membumbuinya. Dari nasi kucing yang merakyat, papeda yang lengket namun menyatukan, serabi yang mungkin lahir dari kesalahan, hingga soto Betawi yang menjadi jati diri kuliner Jakarta — semuanya punya kisah yang membuatnya lebih dari sekadar santapan.
Cerita-cerita di balik nama ini mengajarkan kita untuk menghargai warisan budaya, bahkan yang terlihat sepele. Jadi, saat Anda menyantap makanan tradisional, cobalah bertanya: ada kisah apa di balik namanya?
BACA JUGA : Peran Rempah dalam Kuliner Nusantara